Monday, January 10, 2011

Pelayanan publik bandara dan maskapai penerbangan

Hai guys apa kabar??? Ternyata hampir 2 bulan saya baru ngepost lagi nih. Kali ini saya akan menceritakan dikit pengalaman saya mengenai pelayanan publik yang ada di sekitar kita terutama milik pemerintah. Dalam entri ini saya akan membahas pelayanan publik ruang tunggu terminal 1B bandara Soeta. Saat itu saya dalam perjalanan pulang ke Medan dalam liburan semester akhir September 2010. 
Berikut kondisi dalam waiting room...


Ruang tunggu bandara, tetapi suasananya seperti di ruang tunggu terminal bus. Hal itu bisa dilihat dari banyaknya calon penumpang yang berada di ruang tunggu tersebut. Saking banyaknya, beberapa calon penumpang termasuk saya tak memperoleh kursi di ruang tunggu sehingga terpaksa duduk lesehan di lantai, tanpa alas.
Begitulah yang saya alami ketika menunggu pesawat yang akan membawa saya terbang ke Medan. Jadwal terbang pesawat pukul 17.30 WIB, tetapi sejak sekitar 1,5 jam sebelumnya saya sudah stand by di  ruang tunggu 1B di Bandara Soekarno-Hatta Jakarta itu.
Saat saya datang, puluhan calon penumpang lain sudah terlebih dulu berada di sana. Mereka bukan hanya sesama para calon penumpang yang akan terbang satu pesawat dengan saya ke Medan; banyak juga calon-calon penumpang yang bakal terbang ke Surabaya\dan Yogyakarta. Sewaktu saya tiba, sebagian di antara para calon penumpang duduk ngelesot di lantai dan sayapun kemudian menambah banyak jumlah orang yang ngelesot. Berikut gambar yang terekam di lorong ruang tunggu 1B bandara kala itu, check this out!
                                                


Nah coba bandingkan dengan waiting room terminal 3. Tentu sangat berbeda. Sayangnya, saya sudah tidak menggunakan jasa salah satu maskapai di terminal 3 ini lagi karena sudah tidak ada rute Jakarta - Medan dan sebaliknya. Padahal begitu banyak penumpang yang akan menggunakan rute tersebut. Saya sedikit kecewa dengan maskapai yang melekat dengan kalimat "Now everyone can fly" ini. Let's see kondisi ruang tunggunya. 
                                            
                                          
Sudah begitu, jadwal keberangkatan pesawat saya tenyata molor. Para calon penumpang yang akan terbang ke Medan, baru dipersilakan meninggalkan ruang tunggu bandara untuk menuju tempat parkir pesawat, sekitar pukul 19.30 WIB. Bayangkan, saya harus menunggu delay selama 2 jam!!! Selama waktu itu saya hanya bisa mondar-mandir sepanjang lorong ruang tunggu dan menghabiskan waktu dengan wifi-an. Untung saat itu bertepatan dengan bulan puasa jadi ada snack kecil yang disediakan para pegawai bandara. Dan karena delay yang begitu lama mereka juga menyediakan makan malam dan snack malam itu. Di satu sisi pelayanan mereka baik dalam menyediakan konsumsi bagi penumpang tetapi di lain sisi mereka tak sanggup mengatasi apa penyebab problema dari penundaan penerbangan ini. Beberapa orang penumpang sudah menyatakan rasa kekecewaannya terhadap pegawai maskapai yang bersangkutan. Namun si pegawai hanya mampu mengatakan bahwa mereka mengakui memang sedang kekurangan armada pesawat. Dan pesawat yang akan kami gunakan ternyata sedang dalam perjalanan dari Manado menuju Jakarta. Bayangkan, betapa kecewanya seluruh penumpang ketika itu. Ini seharusnya menjadi pembelajaran bagi maskapai bersangkutan dalam meningkatkan mutu pelayanan, jangan sampai hal-hal seperti itu sering terjadi. 
Dan saat yang dinanti pun tiba, pesawat yang akan kami tumpangi telah tiba. Namun tidak mengurangi rasa kekecewaan penumpang termasuk saya. Kemudian satu per satu calon penumpang masuk ke dalam pesawat. Makan waktu cukup lama juga mengatur seluruh penumpang. Pesawat full; sepintas saya lihat tak ada kursi kosong.
Berbicara soal pelayanan maskapai, pengalaman buruk juga terjadi saat saya terbang menuju ke Jakarta kembali. Kejadian terjadi saat pesawat telah landas di bandara. Namun ketika ingin keluar dari dalam pesawat, begitu lama menunggunya. Saya penasaran ada apa ini?? Ternyata ketika itu memang sedang hujan. Dan mobil pengangkut penumpang dari pesawat menuju ke bandara telah disediakan. Nah parahnya, saat itu cuma ada 1 mobil pengangkut dan 1 mobil lagi datang ketika penumpang telah hampir semua keluar -_-". Kita harus menunggu + 1/2 jam kala itu. Bayangkan betapa buruknya pelayanan yang diberikan. Maskapai tidak tanggap seblum pesawat akan tiba di bandara. 
Beginilah kondisi transportasi kita sekarang. Harus diakui masih jauh dari standar. Ini menjadi PR semua pihak yang bersangkutan mulai dari menteri hingga bawahannya. Keuntungan memang menjadi orientasi dari sebuah maskapai penerbangan, namun keuntungan itu seharusnya dibarengi dengan peningkatan kualitas pelayanan. Diharapkan kejadian-kejadian seperti itu tidak terulang lagi di kemudian hari.
Sekian dulu pengalaman pribadi dari saya, sampai jumpa di cerita-cerita selanjutnya. Ciaaoo...